Masih banyak orang, nggak mengetahui apa sebetulnya perbedaan antara saham dan obligasi. Meskipun sama-sama masuk ke dalam jajaran instrumen investasi yang menguntungkan, tapi kedua investasi ini sebetulnya berbeda.

Untuk investor pemula, mungkin akan sering tertukar antara dua jenis investasi ini. Kamu nggak perlu khawatir, setelah membaca ulasan lengkap mengenai perbedaan saham dan obligasi, kamu nggak akan kebingungan lagi deh nanti! Kamu perlu mengetahui perbedaan ini agar ketika mulai berinvestasi, kamu bisa memaksimalkan keuntungan yang kamu dapat serta memilih jenis investasi yang paling tepat untuk kamu.

Apa itu saham dan obligasi?

saham dan obligasi

Secara umum, saham dan obligasi memiliki tujuan yang hampir sama yaitu menanamkan modal pada suatu perusahaan.

Letak perbedaannya adalah, saat perusahaan menerbitkan saham berarti mereka menjual sebagian kepemilikannya kepada pihak lain. Sementara itu, saat perusahaan mengeluarkan obligasi, itu artinya mereka menerbitkan surat utang yang bisa kamu beli. Kamu yang memiliki obligasi berhak mendapatkan pembayaran dari pokok utang ditambah dengan bunga.

Jadi, dengan membeli saham, artinya kamu memiliki kepemilikan atas suatu perusahaan yang biasanya berbentuk dokumen. Sebagai pemilik saham, kamu berhak mendapat keuntungan perusahaan atau yang kerap disebut dengan dividen.

Sementara obligasi itu adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun instansi pemerintah sebagai bentuk peminjaman uang yang kemudian akan dibayarkan kembali sebesar harga pokok utang beserta bunga dan sering disebut sebagai kupon.

Persamaan saham dan obligasi

saham dan obligasi


Seperti yang sudah dijelaskan di atas kedua investasi itu merupakan instrumen investasi yang sangat menguntungkan dan bisa menghasilkan banyak keuntungan. Berikut ini tiga persamaannya:

  1. Memiliki klaim atas laba dan harta
    Para pemilik saham dan obligasi memiliki klaim atas laba dan harta yang biasa disebut dengan aktiva. Pasalnya, kedua jenis investasi ini menjanjikan kepada para pemiliknya pendapatan berupa uang dan aset-aset lainnya.
  2. Nah, klaim ini terjadi pada tanggal transaksi atau saat pembelian saham dan penandatanganan obligasi yang kemudian dapat dilakukan saat jatuh tempo. Jadi, saham dan obligasi itu menjanjikan pendapatan bagi para pemiliknya.
  3. Memiliki hak tebus
    Para pemodal juga memiliki hak tebus untuk menukar saham dan obligasi dengan uang.
  4. Surat berharga
    Persamaan lain adalah sebagai surat berharga. Jadi, keduanya merupakan bentuk perjanjian hitam di atas putih yang berupa perjanjian dan telah disetujui oleh kedua belah pihak.Surat berharga ini bisa diperjualbelikan di pasar modal dan bursa efek.

Jenis saham dan obligasi

Sebelum terjun mengalokasikan danamu ke salah satu instrumen investasi tersebut, ada beberapa jenis saham dan obligasi yang perlu kamu ketahui, seperti:

Jenis saham:

  • Saham biasa (common stocks) memiliki klaim pada pendapatan dan aset perusahaan. Namun, kewajibannya pun terbatas yang berarti saat perusahaan bangkrut, maka kerugian yang ditanggung pemegang saham adalah sebesar investasinya saja.
  • Saham preferen (preferred stock) memiliki karakteristik saham biasa dan obligasi. Jadi, pendapatan yang diperoleh adalah dividen yang rate-nya bersifat tetap seperti bunga obligasi. Biasanya, para pemilik saham preferen akan memperoleh hak utama dividen saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut.

Jenis obligasi:

  • Obligasi dengan jaminan (secured bonds), yaitu jenis obligasi yang dijamin dengan jaminan tertentu. Jenis obligasi ini berupa, obligasi dengan garansi (guaranteed bonds), obligasi dengan jaminan harta (mortgage bonds), obligasi dengan jaminan efek (collateral bonds) dan obligasi dengan jaminan peralatan (equipment bonds).
  • Obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds), yaitu bentuk obligasi yang diberikan hanya dalam bentuk kepercayaan semata, seperti debenture bonds yakni obligasi yang diterbitkan pemerintah dan subordinate bonds.

Apa yang terjadi saat perusahaan bangkrut?

saham dan obligasi

Ketika perusahaan bangkrut, pemilik modal akan mendapatkan hak yang berbeda.

Pemilik saham akan menjadi pihak terakhir yang mendapatkan dana balik saat perusahaan mengalami kebangkrutan sementara pemilik obligasi akan menjadi pihak yang didahulukan untuk mendapatkan hak saat perusahaan pailit.

Jadi, setelah pemilik obligasi mendapatkan hak mereka, barulah sisa uangnya dibagikan kepada para pemegang saham. Dalam kondisi terburuk, para pemilik saham bisa tidak mendapatkan apapun saat perusahaan bangkrut.

Lebih baik mana, investasi saham atau obligasi?

Sekarang kamu sudah tahu kan perbedaannya? Jadi, meski sama-sama dapat memberikan keuntungan yang banyak, jelas kedua jenis investasi ini memiliki perbedaan yang terlihat jelas.

Selanjutnya, jenis investasi mana yang sebaiknya dipilih?

Jawabannya pertanyaan ini kembali ke profil risiko kamu. Apa maksudnya? Ya, jadi kamu perlu mengetahui seberapa besar risiko yang berani kamu tanggung.

Kalau kamu termasuk dalam kategori yang siap menanggung risiko tinggi alias investor agresif, maka investasi saham bisa menjadi pilihan terbaik. Apalagi jika usiamu masih muda. Pasalnya, saham itu termasuk jenis investasi jangka panjang. Jadi, kamu bisa menikmati imbal hasil yang maksimal di atas waktu 10 tahun.

Sementara itu, kalau kamu termasuk ke dalam investor yang konservatif alias nggak bisa menanggung risiko tinggi, maka berinvestasilah di obligasi. Selain aman, obligasi juga menjadi pilihan yang tepat untuk kamu yang mulai memasuki masa pensiun.

Itu dia ulasan lengkap perbedaan saham dan obligasi yang bisa jadi pertimbanganmu mengumpulkan uang dari investasi. Apapun pilihan investasinya, pastikan kalau sesuai dengan tujuanmu ya. Yuk, mulai investasi dari sekarang!

Download aplikasi OY!

OY! Indonesia untuk Android